Dalam sejarah Gereja bisa kita temui bermacam-macam devosi
yang memperkuat atau memperbaharui kehidupan rohani umat yang sedang berada
dalam perjalanan ke rumah Bapa. Di antaranya devosi yang paling baru dan
menurut kata Tuhan Yesus sendiri merupakan devosi yang harus mempersiapkan umat
untuk kedatangan terakhir Penyelamat Yang Maha Adil yaitu Devosi Kepada
Kerahiman Ilahi. Inti devosi ini terdiri atas 5 bagian yang sama penting :
1. Gambar Yesus Maharahim
2. Pesta Kerahiman Ilahi
3. Rosario Kerahiman Ilahi
4. Jam Kerahiman Ilahi
5. Penyebarluasan Devosi Kepada Kerahiman Ilahi
1. Gambar Yesus Maharahim
Dengan
tulisannya : “Yesus aku berharap pada-Mu”. Lukisan yang ajaib itu ditunjukkan
kepada Santa Faustina oleh Yesus sendiri dalam penampakan-Nya tanggal 22.2.1931
: “Sore itu ketika aku berada dalam kamarku, aku melihat Tuhan Yesus berpakaian
jubah putih. Tangan kanan-Nya terangkat seperti sikap memberi berkat dan tangan
kiri-Nya terdekap di dada-Nya. Dari pakaian-Nya yang terbuka di dada keluar 2
sinar besar : yang satu berwarna merah dan yang satu lagi nampak pucat….
Kemudian Yesus berkata : “Lukiskanlah sebuah gambar tepat seperti yang kaulihat
ini dan sertakan tulisan di bawahnya: “Yesus, aku berharap pada-Mu!” Aku ingin
supaya gambar itu dihormati mula-mula di kapelamu, lalu kemudian di seluruh
dunia. Aku berjanji, bahwa jiwa yang menghormati gambar itu tak akan binasa.
Untuk mereka Aku juga menjanjikan kemenangan atas musuh-musuh mereka mulai di
dunia ini, khususnya pada jam kematian mereka. Aku sendiri akan membela mereka
seperti Kemuliaan-Ku” (B.H.-I, 18). Kemudian, tahun 1934 sementara berdoa aku
mendengar : “Dua sinar itu melambangkan darah dan air. Yang pucat melambangkan
air yang menguduskan jiwa-jiwa. Yang merah melambangkan darah yang memberi
hidup kepada jiwa-jiwa. Dua sinar itu keluar dari Kerahiman-Ku ketika Hati-Ku
dibuka dengan tombak di salib. Sinar-sinar itu melindungi jiwa-jiwa terhadap
murka Bapa-Ku. Berbahagialah orang yang hidup dalam naungan-Nya, karena tangan
Allah yang adil tidak akan menyentuhnya!” (B.H.-I, 130). Tetapi Yesus
memperingatkan kita terhadap “devosi kosong” yang berarti kita memiliki gambar
dan berdoa, tetapi cara hidup kita jauh dari ajaran Yesus dan jauh dari teladan
hidup-Nya : “Melalui gambar itu Aku akan memberi banyak rahmat kepada
jiwa-jiwa. Dan gambar itu akan membuat orang ingat akan tuntutan Kerahiman-Ku.
Sebab betapa pun kuatnya iman seseorang, tetapi tanpa perbuatan, orang itu tak
bisa tertolong” (B.H.-II, 162). Dengan demikian mudah bagi kita untuk memahami
jaminan Yesus : “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan
beroleh kemurahan!” Dan kita semua mengetahui, bahwa kemurahan hati sama dengan
belas kasihan, rahim dan kebaikan hati terhadap sesama. Sejalan dengan ini kita
juga harus ingat perkataan St. Yakobus : “Iman tanpa perbuatan adalah iman yang
kosong” (Yak. 2:20). Tahun 1933 di Vilnius (Lithuania) dirayakan HUT kematian
Yesus yang ke-1900. Saat itu gambar Yesus Kerahiman juga terpampang di situ. Sekarang
aku mengerti, bahwa keselamatan dan Kerahiman harus disatukan, seperti yang
diminta Tuhan” (B.H. –I, 37). Pentingnya penghormatan terhadap gambar dan
hasilnya bisa kita lihat dari permintaan Yesus sendiri yang berulang kali
membicarakannya kepada St. Faustina. Tahun 1934 Yesus berkata : “Aku memberi
kepada umat manusia sebuah wadah yang harus mereka pakai ketika mereka datang
ke sumber Kerahiman. Wadah itu adalah gambar dan tulisan, “Yesus, aku berharap
pada-Mu” (B.H.-I, 138). Beberapa bulan sebelum meninggal St. Faustina menulis :
“Hari ini aku melihat kemuliaan Tuhan yang mengalir dari gambar ajaib ini.
Banyak jiwa mendapat rahmat meskipun hal itu tidak dilaporkan. Memang,
perjalanan sejarah gambar itu mengalami jatuh dan bangun, namun Allah tetap
mendapat kemuliaan oleh gambar itu. Usaha-usaha orang jahat dan setan terbentur
pada gambar itu dan mereka hancur binasa. Meskipun setan yang jahat itu
berjuang dengan keras, Kerahiman Allah akan tetap Berjaya atas seluruh dunia
dan akan dihormati oleh semua jiwa” (B.H.-VI, 136). Sekarang telah anda ketahui
bahwa bagian yang terpenting dalam Devosi Kepada Kerahiman Ilahi adalah gambar
dengan tulisan : “Yesus, aku berharap pada-Mu”. Apakah anda sudah memiliki gambar
itu? Dan apakah gambar itu anda letakkan di tempat yang terhormat di rumah
anda? ….
2. Pesta Kerahiman Ilahi
Tuhan Yesus
sendiri meminta supaya diadakan pesta peringatan Kerahiman itu. Dalam penampakan-Nya
(22.2.1931) kepada St. Faustina, Tuhan Yesus mula-mula berbicara tentang gambar
ajaib. Kemudian Ia minta supaya diadakan pesta Kerahiman Ilahi. “Aku mau,
supaya ada pesta Kerahiman. Aku mau supaya gambar itu diberkati secara mulia
pada hari Minggu pertama sesudah Paska. Hari Minggu itu harus menjadi Pesta
Kerahiman” (B.H.-I, 18). Nampaknya Yesus menganggap perihal pesta peringatan
itu penting sekali, karena itu diulangi-Nya lagi : “Aku mau, supaya pada hari
Minggu pertama sesudah Paska gambar ini dihormati di muka umum. Hari Minggu itu
adalah Pesta Kerahiman. Melalui Sabda yang menjelma Aku mau supaya orang
mengerti dalamnya Kerahiman-Ku” (B.H.-I, 37). “Pesta itu muncul dari dalam
Kerahiman-Ku. Tiap jiwa yang percaya dan berharap pada Kerahiman-Ku akan
menerimaNya” (B.H.-I, 175). “Katakanlah kepada jiwa-jiwa, putri-Ku, bahwa Aku
memberi kepada mereka Kerahiman-Ku, supaya mereka dapat membela diri di hadapan
murka Allah. Aku sendiri akan berjuang menggantikan mereka dan menahan murka
yang adil dari Bapa-Ku. Putri-Ku, katakanlah, bahwa pesta Kerahiman-Ku keluar
dari dalam rahim-Ku supaya seluruh dunia dihibur” (B.H.-V, 113). “Aku mau,
supaya hari Minggu pertama sesudah Paska menjadi Pesta Kerahiman. Mintalah
supaya abdiku (P. Mikael Sopocko) pada hari itu mengumumkan ke seluruh dunia
tentang Kerahiman-Ku. Siapa yang pada hari itu mendekati sumber kehidupan, ia
akan menerima pengampunan atas segala dosanya dan dibebaskan dari hukuman. Umat
manusia tak akan menikmati damai sebelum mengarahkan hati dengan penuh harapan
kepada Kerahiman-Ku (B.H.-I, 130). “Putriku, katakan kepada dunia tentang
Kerahiman-Ku yang tak dimengerti. Aku mau supaya pesta Kerahiman-Ku menjadi
tempat pengungsian dan naungan untuk semua jiwa, khususnya para pendosa yang
merana. Pada hari itu akan terbukalah isi Kerahiman-Ku dan Aku akan meluapkan
seluruh lautan rahmat atas jiwa-jiwa yang mendekati sumber Kerahiman-Ku. Orang
yang mengaku dosanya dan menerima Komuni, akan menerima pengampunan atas
dosanya dan bebas dari hukuman. Pada hari itu akan terbukalah semua pintu
bendungan Ilahi dan akan mengalirkan semua rahmat. Semoga tak ada jiwa yang
takut mendekati Aku, meskipun dosanya seperti kain merah yang padam.
Kerahiman-Ku begitu besar sehingga sampai kekal tak ada otak manusia maupun
malaikat yang dapat menyelaminya. Pesta Kerahiman berasal dari isi Hati-Ku dan
Aku ingin supaya pesta itu dirayakan pada hari Minggu pertama sesudah Paska.
Umat manusia tak mungkin merasa tenteram sebelum menoleh kepada sumber
Kerahiman-Ku” (B.H.-II. 138).
Seperti
ketika berbicara tentang gambar ajaib, di tempat yang sama Yesus juga
mengawaskan, supaya kita tidak hanya merayakan pesta saja tanpa mengamalkan
belas kasihan. Perayaan dengan cara itu bisa menjadi fitnahan bagi
Kerahiman-Nya! “Engkau harus mengamalkan Kerahiman selalu dan di mana-mana
kepada sesama dan engkau tak dapat menghindar, mencari-cari alasan untuk
membenarkan diri dari tuntutan itu. Aku memberi engkau tiga cara untuk
melaksanakan perbuatan belas kasihan terhadap sesama: Yang pertama: perbuatan.
Yang kedua: perkataan. Yang ketiga: doa. Dalam tiga tingkat itu terdapat
kepenuhan Kerahiman dan merupakan bukti cinta kepada-Ku yang tak dapat
dibantah. “Benar, hari Minggu pertama sesudah Paska adalah pesta Kerahiman,
tetapi harus disertai juga dengan perbuatan belas kasihan. Aku menuntun
penghormatan kepada Kerahiman-Ku melalui perayaan pesta itu dan melalui
penghormatan pada gambar itu” (B.H.-II, 162). “Dan Yesus minta supaya saya
membuat novena sebelum pesta Kerahiman itu dengan maksud: supaya seluruh dunia
bertobat dan mengenal Kerahiman Ilahi” (B.H.-III, 16). “Putriku, pada pesta
Kerahiman Ilahi engkau harus menjelajah seluruh dunia dan membawa ke sumber Kerahiman-Ku
jiwa-jiwa yang lemah dan Aku akan menyembuhkan mereka” (B.H.-I, 99). Mungkin
anda akan bertanya mengapa hari Minggu pertama sesudah Paska dipilih untuk
pesta itu. Pilihan itu berdasarkan pertimbangan teologis yang dalam sekali,
yang menunjukkan hubungan erat di antara rahasia penyelamatan yang dirayakan
pada Minggu Besar dan Kerahiman Ilahi. Hubungan itu digarisbawahi dalam novena
yang Yesus minta mulai dari hari Jumat Besar. Harus ditambahkan bahwa novena
itu bukan hanya pada saat menjelang pesta Kerahiman. Tuhan Yesus sendiri minta
supaya novena itu didoakan pada kesempatan dan keperluan lain (B.H.-I,
142+231).
3. Rosario Kerahiman Ilahi (Koronka)
Dalam
penampakkan 13-14 September 1935 Tuhan Yesus sendiri mengajar Sr. Faustina
bagaimana ia (dan kita semua) harus berdoa “Rosario Kerahiman”. Dalam bahasa
Polandia Tuhan Yesus memakai kata “Koronka” yang artinya “mahkota kecil” juga
berarti “untaian manik-manik bagus” yang biasanya dihadiahkan kepada orang yang
kita kasihi. Kata Yesus : “Doa itu bertujuan untuk memadamkan murka-Ku. Engkau
harus mengucapkan doa itu selama 9 hari sambil memakai Rosario biasa dengan cara
berikut :
Lebih dahulu berdoalah satu kali “Bapa Kami”, satu kali “Salam Maria”, dan “Aku Percaya”. Sesudah
itu pada biji-biji besar (biji “Bapa Kami) berdoalah :
Bapa yang kekal,* kupersembahkan kepada-Mu Tubuh dan Darah,* Jiwa dan
Ke-Allah-an Putra-Mu yang terkasih,* Tuhan kami Yesus Kristus,* sebagai
pendamaian dosa-dosa kami,* dan dosa seluruh dunia”.
Pada biji-biji kecil (biji “Salam
Maria”) berdoalah 10x :
Demi sengsara Yesus yang pedih,*
tunjukkanlah belas kasih-Mu kepada kami,*
dan seluruh dunia.
Dan sebagai penutup berdoalah tiga
kali :
Allah yang Kudus,* Kudus dan berkuasa,*
Kudus dan kekal,* Kasihanilah kami
dan seluruh dunia” (B.H.-I, 197).
Pada kesempatan
yang lain Yesus berkata kepada Sr. Faustina : “Hendaklah tak henti-hentinya
engkau berdoa “Rosario Kerahiman” yang telah Kuajarkan kepadamu. Siapa yang
mendoakannya akan mendapat Kerahiman yang besar pada jam kematiannya. Para imam
akan memberi doa itu kepada para pendosa sebagai tumpuan harapan terakhir.
Untuk pendosa yang paling keras hatinya, biarpun hanya sekali berdoa “Rosario
Kerahiman” ia akan mendapat rahmat Kerahiman-Ku yang tak terbatas. Aku mau
memberi rahmat yang berlimpah kepada jiwa-jiwa yang berharap pada Kerahiman-Ku”
(B.H.-II, 129). “Seperti kemuliaan-Ku sendiri Aku akan membela tiap jiwa pada
jam kematiannya, kalau ia berdoa “Rosario Kerahiman” atau ada orang lain yang
berdoa di dekatnya ketika ia sedang berada dalam sakrat maut, maka ia akan
mendapat indulgensi yang sama. Ketika orang berdoa “Rosario Kerahiman” di dekat
orang yang sedang mengalami ajalnya, murka Allah dipadamkan dan Kerahiman yang
tak terselami merangkul jiwanya. Isi Kerahiman digerakkan oleh sengsara yang
dahsyat dari Putra-Ku” (B.H.-II, 204). “Putri-Ku bangkitkanlah semangat
jiwa-jiwa untuk berdoa “Rosario Kerahiman” yang engkau dapat dari-Ku. Karena
dengan berdoa “Rosario Kerahiman”, mereka akan menerima semua yang mereka
minta. Para pendosa yang keras hatinya kalau berdoa “Rosario Kerahiman” akan
mendapat ketenangan hati dan pada saat ajalnya meraka akan mengalami
kebahagiaan” (B.H.-V, 124). Yesus begitu baik hati dan memberikan kita begitu
banyak janji, sampai-sampai para Malaikat pun kagum atas rahasia Kerahiman
Ilahi yang tak dapat mereka pahami. Semua yang keluar dari tangan sang
Pencipta, terselubung dalam rahasia yang tak dapat dimengerti yaitu dalam rahim
“Kerahiman-Nya” (B.H.-V, 131). “Jiwa-jiwa yang akan berdoa “Rosario Kerahiman”
akan dirangkul oleh Kerahiman-Ku selama hidupnya terutama pada jam kematiannya”
(B.H.-II, 171). Yesus juga minta, supaya “Rosario Kerahiman” didoakan sebagai
novena khusus. Tuhan Yesus mengamanatkan kepadaku, supaya “Rosario Kerahiman”
didoakan 9 hari sebelum pesta Kerahiman. Harus dimulai pada hari Jumat Besar.
Selama novena itu, Aku akan memberi segala rahmat kepada jiwa-jiwa (B.H.-II,
197). “Aku senang dengan hatimu. Dan dengan berdoa “Rosario Kerahiman” engkau
mendekatkan umat manusia kepada-Ku” (B.H.-II, 281). ”O, betapa banyak rahmat
yang akan Aku berikan kepada jiwa-jiwa yang berdoa “Rosario Kerahiman”. Isi
Kerahiman-Ku tergerak melihat mereka yang berdoa “Rosario Kerahiman”. Tulislah
perkataan ini, putri-Ku, katakan kepada dunia, Kerahiman-Ku. Semoga umat
manusia mengenal Kerahiman-Ku yang tak terselami. Itu tanda untuk akhir zaman
dan sesudah itu akan ada pengadilan. Selama masih ada waktu semoga mereka
berlari kepada Kerahiman-Ku. Semoga mereka mengambil manfaat dari Darah dan Air
yang mengalir untuk mereka” (B.H.-II, 229). Santa Faustina menggunakan “doa ajaib”
itu juga untuk keperluan harian. “Malam ini aku menjadi sadar karena angin dan
taufan serta kilat yang mengerikan. Aku mulai berdoa, supaya jangan terjadi
kerusakan. Tiba-tiba aku mendengar Yesus berkata : “Berdoalah Rosario
Kerahiman” yang Aku ajarkan kepadamu dan angin ribut akan berhenti. Segera aku
mulai berdoa “Rosario Kerahiman”. Belum sampai selesai doa itu kuucapkan, angin
rebut meredah. Dan aku mendengar kata Yesus : “Dengan doa itu engkau memperoleh
semuanya yang sejalan dengan kehendak-Ku (B.H.-VI, 93). Pada kesempatan lain
aku melihat tanaman merana menantikan hujan. Aku jatuh kasihan pada tanaman
itu, lalu aku berniat mau berdoa “Rosario Kerahiman” selama mungkin, sampai
Tuhan menurunkan hujan. Sore harinya muncullah awan dan turunlah hujan yang
amat lebat. Aku berdoa selama 3 jam tanpa berhenti. Dan Tuhan memberitahukan
kepadaku, bahwa melalui doa itu kita bisa mendapat semuanya” (B.H.-III, 35).
Nah, semoga anda juga berniat untuk tiap hari berdoa “Rosario Kerahiman” dan
anda akan memperoleh semuanya!
4. Jam Kerahiman – Jam 3 sore
Dalam
penampakan tahun 1937 Yesus minta supaya Sr. Faustina (dan kita semua)
menghormati jam kematian-Nya secara khusus. “Aku memperingatkan engkau,
putri-Ku, agar setiap kali engkau mendengar bunyi jam yang menunjukkan pukul
tiga sore, hendaknya engkau membenamkan dirimu seutuhnya dalam Kerahiman-Ku
sambil memuliakan dan memuji-Nya. Kumandangkan kemahakuasaan-Nya bagi seluruh
dunia, terutama bagi para pendosa yang malang. Pada saat itu Kerahiman akan
terbuka lebar-lebar untuk semua jiwa. Pada jam itu dunia akan memperoleh
rahmat: Kerahiman mengalahkan pengadilan! Putri-Ku, usahakanlah berdoa Jalan
Salib, cobalah sebentar saja memasuki kapela, lalu hormatlah Hati-Ku yang penuh
Kerahiman dalam Sakramen Mahakudus. Kalau juga tak ada kemungkinan masuk
kapela, benamkanlah dirimu dalam doa di mana saja engkau berada, biarpun hanya
sebentar saja. Aku menuntut supaya semua makhluk memuji Kerahiman-Ku, tetapi
lebih dahulu dari engkau, karena Aku telah membuka rahasia-Ku ini kepadamu”
(B.H.-V, 145). Pada kesempatan lain Yesus menambahkan lagi: “Putri-Ku, tulislah
bahwa semakin besar kekuranganmu, semakin besar pula engkau memiliki hak untuk
Kerahiman-Ku. Dan bujuklah semua jiwa untuk berharap pada ngarai yang tak dapat
dipahami, yakni Kemurahan-Ku, sebab Aku ingin menyelamatkan mereka semua.
Sumber Kerahiman-Ku dibuka lebar-lebar dengan tombak di salib untuk semua jiwa,
tanpa terkecuali (B.H.-III, 50). “Pada setiap jam tiga sore hendaknya engkau
memohon Kerahiman-Ku khususnya untuk para pendosa. Biarpun hanya sebentar saja,
renungkanlah sengsara-Ku, khususnya saat Aku merasa ditinggalkan pada jam
ajal-Ku tiba. Itulah saat turunnya Kerahiman yang besar kepada seluruh dunia….
Pada saat itu Aku tak akan menolak permohonan jiwa-jiwa yang meminta melalui
sengsara-Ku” (B.H.-IV, 59). Patut diperhatikan, bahwa ada tiga syarat, supaya
doa pada jam itu dikabulkan:
1. Doa
itu harus ditujukan kepada Yesus.
2. Doa
itu harus didoakan pada jam tiga sore.
3. Doa
itu harus diucapkan dengan perantaraan hakikat jasa Sengsara Yesus.
Doa Jam Kerahiman (Pukul 15.00)
Ya Yesus, Engkau telah wafat namun sumber kehidupan telah memancar bagi
jiwa-jiwa dan terbukalah lautan kerahiman bagi segenap dunia. O Yesus, Sumber
Kehidupan Kerahiman Ilahi yang tak terselami, naungilah segenap dunia dan
curahkanlah diri-Mu pada kami.
Doa Utama Kepada Kerahiman Ilahi
Darah dan air, yang telah memancar dari Hati Yesus sebagai sumber
kerahiman bagi kami.
Engkaulah andalanku!
Allah yang Kudus, Kudus dan berkuasa, Kudus dan kekal,
Kasihanilah kami dan seluruh dunia
(3 kali diucapkan)
Yesus, Raja Kerahiman Ilahi,
Engkaulah andalanku.
Kalau ada tanda
diberikan untuk waktu makan, waktu istirahat, jam sekolah dimulai, saat
berhenti bekerja, mengapa kita tidak memberi juga tanda pada jam yang paling
penting untuk kita, yaitu jam penyelamatan dan Kerahiman?
5. Penyebarluasan Devosi kepada Kerahiman Ilahi
Bahwa
penyebarluasan devosi ini adalah bagian yang paling penting dari inti devosi
kepada Kerahiman Ilahi, dibenarkan oleh Yesus sendiri dengan banyak janji-Nya
yang besar:
“Aku berjanji akan menurunkan
rahmat yang besar kepadamu dan kepada semua orang yang menyebarluaskan devosi
Kerahiman Ilahi. Aku sendiri akan membela mereka pada jam kematian mereka
seperti kemuliaan-Ku sendiri. Meskipun dosa-dosa mereka gelap seperti malam,
namun orang berdosa yang berpaling kepada Kerahiman-Ku ia memuliakan Aku dengan
cara yang istimewa. Dan ia merupakan kehormatan dari sengsara-Ku. Ketika jiwa
memuliakan kebaikan-Ku, setan akan gemetar dan akan lari ke neraka yang paling
dalam” (B.H.-I, 161). Ketika sedang beradorasi, Yesus berjanji kepadaku: “Jiwa-jiwa
yang berlari kepada Kerahiman-Ku dan jiwa-jiwa yang memuliakan dan
menyebarluaskan devosi kepada Kerahiman-Ku, pada jam kematian mereka, Aku akan
bertindak bagi mereka sesuai dengan Kerahiman-Ku yang tak terbatas. Hati-Ku
menderita, karena jiwa-jiwa yang terpilih tidak mengerti betapa besar
Kerahiman-Ku sehingga pergaulan mereka dengan Aku penuh keraguan. O, betapa
besar penderitaan untuk Hati-Ku karena itu! Kalau kamu tak percaya
sabda-sabda-Ku, ingatlah akan penderitaan-Ku dan paling kurang percayalah pada
luka-luka-Ku! (B.H.-I, 161). Sebaiknya, kalau di sini anda berhenti membaca dan
merenungkan barang sebentar, apakah Yesus tidak sakit hati bila anda kurang
berharap pada Kerahiman-Nya? - Dan supaya anda lebih rajin berharap, dengarlah
apa yang dijanjikan Yesus, “Putri-Ku, catatlah kata-kata ini: Semua jiwa, yang
akan memuliakan Kerahiman-Ku dan menyebarluaskan devosi itu, serta berusaha, supaya
jiwa-jiwa yang lain juga berharap pada Kerahiman-Ku, ketahuilah, jiwa-jiwa itu
pada jam kematiannya tak akan ketakutan. Kerahiman-Ku akan melindungi mereka
pada jam perjuangannya yang terakhir” (B.H.-V, 124). “Putri-Ku, katakanlah
kepada dunia tentang Kerahiman-Ku, dan tentang cinta-Ku. Nyala Kerahiman
mengobarkan Aku dan Aku ingin meluapkan nyala itu kepada jiwa-jiwa. O, betapa
Aku menderita, ketika mereka tidak mau menerimanya. Putri-Ku, lakukanlah apa
yang dapat kaulakukan dalam soal menyebarluasan devosi kepada Kerahiman-Ku. Aku
akan menambah, apa yang masih kurang padamu. Katakanlah kepada umat manusia
yang sakit, supaya merapat pada Hati-Ku yang Maharahim dan Aku akan memenuhinya
dengan ketenangan. Putri-Ku, katakanlah, bahwa Aku adalah Cinta dan Kerahiman.
Kalau jiwa datang mendekati Aku dengan harapan, Aku akan memenuhinya dengan
rahmat berlimpah sampai ia sendiri tak dapat menampungnya dalam hatinya dan
akan melimpah pada jiwa-jiwa yang lain. Dan jiwa-jiwa yang menyebarluaskan
devosi kepada Kerahiman-Ku, akan Kulindungi seumur hidupnya seperti seorang ibu
yang dengan penuh perasaan merangkul anaknya. Dan pada jam kematiannya Aku akan
menjadi baginya bukan hakim, melainkan Penyelamat yang Maharahim. Pada jam
terakhir itu jiwa-jiwa tak akan mempunyai senjata lain untuk membela diri,
kecuali Kerahiman-Ku. Berbahagialah jiwa yang sepanjang hidupnya membenamkan
diri dalam sumber Kerahiman-Ku, karena pengadilan tak akan dialaminya.
Tulislah: semuanya yang ada, berada dalam isi Kerahiman-Ku lebih dalam daripada
anak bayi dalam kandungan ibunya. Ketidakpercayaan pada Kerahiman-Ku akan
sangat hebat menyakiti Hati-Ku. Aku paling menderita, oleh sebuah dosa
ketidakpercayaan” (B.H.-III, 20-21). “O, seandainya para pendosa mengenal
Kerahiman-Ku, pasti mereka tidak akan menghilang terlalu banyak. Katakanlah
kepada jiwa-jiwa yang berdosa, supaya jangan takut mendekati Aku. Katakanlah
kepada mereka tentang kebesaran Kerahiman-Ku! (B.H.-V, 35). “Tulis dan
katakanlah tentang Kerahiman-Ku. Sampaikanlah kepada jiwa-jiwa tempat mereka
harus mencari penghiburan. Tak lain tak bukan, di tempat pengakuan. Di sana
terjadi mukjizat-mukjizat yang terbesar yang berulang terus-menerus. Supaya mendapat
mukjizat itu tak perlu berziarah jauh-jauh atau membuat upacara besar. Cukup saja
dengan datang mendekati wakil-Ku dengan iman dan mengakui semua kekurangan,
maka mukjizat Kerahiman Ilahi akan terjadi dalam kepenuhan. Seandainya jiwa
berada dalam keadaan seperti mayat yang membusuk dan secara manusiawi tak ada
harapan untuk bangkit dan nampaknya semuanya sudah terlambat, maka ingatlah
bahwa cara Tuhan bukan demikian. Kerahiman Ilahi dapat menghidupkan jiwa itu
seutuhya. O, sungguh-sungguh miskin mereka, yang tak mempergunakan mukjizat
Kerahiman Ilahi ini! Kemudian kamu akan berteriak-teriak, tetapi sudah
terlambat”! (B.H.-V, 60). “Hari ini, tanggal 4.6.1937, pada pesta Hati Kudus
Yesus, aku mendengar suara-Nya: “Rasul Kerahiman-Ku, wartakanlah kepada seluruh
dunia tentang Kerahiman-Ku yang tak terselami! Jangan melemah semangatmu karena
kesulitan yang akan kautemui ketika sedang mewartakan Kerahiman-Ku. Kesulitan
yang begitu hebat yang melukai engkau diperlukan untuk pengudusanmu dan sebagai
bukti, bahwa itu adalah karya-Ku. Putri-Ku, bersemangatlah dalam menulis tiap
kalimat yang Aku katakan kepadamu tantang Kerahiman-Ku, sebab kata-kata-Ku
sangat penting untuk banyak jiwa yang akan mempergunakannya” (B.H.-III, 38).
“Putri-Ku, Aku minta dengan sangat, supaya semua waktumu yang terluang
kaupergunakan untuk menulis tentang kebaikan-Ku dan tentang Kerahiman-Ku.
Itulah jabatan dan tugasmu selama hidupmu. Hendaklah engkau memperkenalkan
Kerahiman-Ku yang besar kepada jiwa-jiwa dan menyemangati mereka untuk berharap
pada dalamnya Kerahiman-Ku” (B.H.-V, 141). Yesus belum puas dengan semangat St.
Faustina, karena itu terus-menerus Ia meminta yang sama: “Buatlah apa yang bisa
engkau perbuat demi devosi kepada Kerahiman-Ku. Aku ingin, supaya Kerahiman-Ku
dihormati. Aku memberi kepada umat manusia pedoman keselamatan terakhir, yaitu
pelarian kepada Kerahiman-Ku. Hati-Ku bergembira karena dirayakannya pesta
Kerahiman” (B.H.-II, 319). “Dari semua luka-luka-Ku, mengalir Kerahiman-Ku
kepada jiwa-jiwa. Luka Hati-Ku adalah sumber kerahiman yang tak terselami. Dari
sumber itu mengalirlah rahmat untuk jiwa-jiwa. Api belas kasihan mengobarkan
Aku dan Aku mau menuangkannya kepada jiwa-jiwa. Katakanlah kepada seluruh dunia
tentang Kerahiman-Ku!” (B.H.-III, 52). “Seberapa banyak kali engkau berbicara
pada orang lain tentang Kerahiman-Ku, sekian banyak kali engkau menggembirakan
Hati-Ku” (B.H.-I, 83). “Seluruh neraka berjuang melawan engkau, dalam
perjuanganmu menyebarluaskan devosi itu. Karena banyak jiwa akan berbalik dari
pintu neraka dan akan memuji Kerahiman-Ku. Janganlah engkau takut, sebab Aku selalu
besertamu. Dan aku tahu, bahwa engkau tak sanggup berbuat apa-apa dari dirimu
sendiri (B.H.-II, 94). Sebab itu Yesus mengirim St. Faustina kepada para imam:
“Putri-Ku, katakanlah kepada para imam tentang Kerahiman-Ku yang tak terselami.
Sinar Kerahiman menyalakan Aku dan Aku mau menyinari jiwa-jiwa” (B.H.-I, 88).
“Jiwa-jiwa tak akan mendapat pengampunan sebelum mereka meminta dengan penuh
harapan kepada Kerahiman-Ku. Sebab itu hari Minggu pertama sesudah Paska harus
dijadikan Pesta Kerahiman-Ku. Dan pada hari itu para imam harus berkhotbah
kepada umat tentang Kerahiman yang besar dan tak terselami. Aku menjadikan
engkau pembagi Kerahiman-Ku…. Gambar Kerahiman harus dipajang di Gereja, bukan
di klausura biara. Melalui gambar itu jiwa-jiwa akan mendapat banyak rahmat dan
karena itu semua orang harus diberi kesempatan untuk berdoa di depan gambar
itu” (B.H.-II, 40). “Aku ingin agar para imam berkhotbah tentang Kerahiman-Ku
yang besar terhadap jiwa-jiwa yang berdosa. Orang berdosa tak usah takut
mendekati Aku!” (B.H.-I, 18). “Katakanlah kepada para imam, bahwa para pendosa
yang keras hatinya akan bertobat ketika para imam yang berkhotbah tentang
Kerahiman-Ku yang tak terselami dan tentang belas kasihan yang ada dalam
Hati-Ku terhadap mereka. Para imam yang akan berbicara dan memuji Kerahiman-Ku
akan menerima kekuatan ajaib. Aku akan turun tangan, mengharukan hati para
pendengar” (B.H.-V, 115). Dalam usaha menyebarluaskan devosi itu, Bunda Maria
juga ikut ambil bagian yang cukup besar. Bunda Maria berkata kepada St. Faustina:
“Engkau harus berbicara tentang Kerahiman Ilahi dan mempersiapkan dunia bagi
kedatangan Yesus di akhir zaman. Dia akan datang nanti bukan lagi sebagai
Penyelamat yang Maharahim, melainkan sebagai Hakim yang Maha Adil. O, betapa
dahsyatnya hari itu! Sudah ditentukan hari pengadilan, hari murka Allah. Para
Malaikat sekalipun akan gemetar! Berbicaralah kepada semua orang tentang
Kerahiman yang besar, selama masih ada waktu Kerahiman” (B.H.-II, 91). Kemudian
Yesus berkata lagi: “Sebelum Aku datang sebagai Hakim yang Adil, lebih dulu Aku
akan datang sebagai Raja yang Maharahim. Sebelum datang hari pengadilan, akan
ada tanda di langit sebagai berikut: segala terang di langit akan lenyap dan
akan ada kegelapan yang besar di seluruh bumi. Waktu itu akan nampak tanda
salib di langit dan dari bekas-bekas paku akan keluar sinar yang besar, yang
untuk sementara akan memberi terang kepada dunia. Tanda ini terjadi sebelum
hari terakhir” (B.H.-I, 35). “Untuk menghukum, Aku mempunyai waktu yang abadi.
Sekarang Aku masih memperpanjang masa Kerahiman. Tetapi, menyesal sekali, kalau
mereka tidak mengenal waktu kedatangan-Ku. Putri-Ku, sekretaris Kerahiman-Ku,
engkau tidak saja harus menulis dan mewartakan Kerahiman-Ku, melainkan juga
engkau harus berdoa meminta rahmat, agar para pendosa juga memuji Kerahiman-Ku”
(B.H.-III, 44). “O, betapa sakitnya Hati-Ku melihat jiwa-jiwa yang masih ragu.
Jiwa-jiwa yang demikian mengakui bahwa Aku Kudus dan Adil, tetapi mereka tak
percaya bahwa Aku adalah Kerahiman. Mereka tak percaya kebaikan Hati-Ku, setan
saja memuji keadilan-Ku, tetapi tak percaya kebaikan Hati-Ku. Hati-Ku
bergembira dengan julukan Kerahiman. Sampaikan kepada semua orang, bahwa
Kerahiman adalah sifat Allah yang paling besar. Segala karya tangan-Ku
dimahkotai dengan Kerahiman” (B.H.-I, 130).
Sebagai kata
penutup untuk semuanya itu harus ditambahkan, bahwa penyebarluasan devosi
kepada Kerahiman Ilahi tidak memerlukan banyak bicara, melainkan yang
diperlukan adalah banyak melakukan belas kasihan, hidup sesuai dengan ajaran
Yesus yang Maharahim dan berharap tanpa pamrih kepada Kerahiman-Nya. Teladan
untuk itu kita dapati dalam diri St. Faustina! Semboyannya: “Tiap hari akan
kulakukan paling kurang satu perbuatan belas kasihan (bisa juga lebih), karena
perbuatan belas kasih itu mudah sekali dilakukan oleh siapa saja, biarpun orang
yang paling miskin sekalipun. Pelaksanaan Kerahiman Ilahi itu terdiri atas tiga
cara. Pertama: belas kasihan bisa diwujudkan melalui kata pengampunan atau
penghiburan. Kedua: bila tidak mungkin dengan kata-kata, dengan doa juga bisa
terlaksana belas kasihan. Ketiga: dengan perbuatan belas kasihan. Di akhir zaman
kita akan diadili menurut tindakan belas kasihan, dan kita akan mendapat
keputusan kekal sesuai dengan belas kasihan pula” (B.H.-III, 43).
Sumber : Buku Rasul Kerahiman Ilahi
(Devosi Kerahiman Ilahi) oleh P. Ceslaus, SVD.