Children of Divine Mercy

Senin, 13 April 2015

Prayer to Our Lady of Fatima




Prayer to Our Lady of Fatima

O Most Holy Virgin Mary, Queen of the most holy Rosary, you were pleased to appear to the children of Fatima and reveal a glorious message. We implore you, inspire in our hearts a fervent love for the recitation of the Rosary. By meditating on the mysteries of the redemption that are recalled therein may we obtain the graces and virtues that we ask, through the merits of Jesus Christ, our Lord and Redeemer. Amen.

Senin, 09 Februari 2015

Devosi Kerahiman Ilahi



Dalam sejarah Gereja bisa kita temui bermacam-macam devosi yang memperkuat atau memperbaharui kehidupan rohani umat yang sedang berada dalam perjalanan ke rumah Bapa. Di antaranya devosi yang paling baru dan menurut kata Tuhan Yesus sendiri merupakan devosi yang harus mempersiapkan umat untuk kedatangan terakhir Penyelamat Yang Maha Adil yaitu Devosi Kepada Kerahiman Ilahi. Inti devosi ini terdiri atas 5 bagian yang sama penting :

1. Gambar Yesus Maharahim
2. Pesta Kerahiman Ilahi
3. Rosario Kerahiman Ilahi
4. Jam Kerahiman Ilahi
5. Penyebarluasan Devosi Kepada Kerahiman Ilahi



1. Gambar Yesus Maharahim
                
Dengan tulisannya : “Yesus aku berharap pada-Mu”. Lukisan yang ajaib itu ditunjukkan kepada Santa Faustina oleh Yesus sendiri dalam penampakan-Nya tanggal 22.2.1931 : “Sore itu ketika aku berada dalam kamarku, aku melihat Tuhan Yesus berpakaian jubah putih. Tangan kanan-Nya terangkat seperti sikap memberi berkat dan tangan kiri-Nya terdekap di dada-Nya. Dari pakaian-Nya yang terbuka di dada keluar 2 sinar besar : yang satu berwarna merah dan yang satu lagi nampak pucat…. Kemudian Yesus berkata : “Lukiskanlah sebuah gambar tepat seperti yang kaulihat ini dan sertakan tulisan di bawahnya: “Yesus, aku berharap pada-Mu!” Aku ingin supaya gambar itu dihormati mula-mula di kapelamu, lalu kemudian di seluruh dunia. Aku berjanji, bahwa jiwa yang menghormati gambar itu tak akan binasa. Untuk mereka Aku juga menjanjikan kemenangan atas musuh-musuh mereka mulai di dunia ini, khususnya pada jam kematian mereka. Aku sendiri akan membela mereka seperti Kemuliaan-Ku” (B.H.-I, 18). Kemudian, tahun 1934 sementara berdoa aku mendengar : “Dua sinar itu melambangkan darah dan air. Yang pucat melambangkan air yang menguduskan jiwa-jiwa. Yang merah melambangkan darah yang memberi hidup kepada jiwa-jiwa. Dua sinar itu keluar dari Kerahiman-Ku ketika Hati-Ku dibuka dengan tombak di salib. Sinar-sinar itu melindungi jiwa-jiwa terhadap murka Bapa-Ku. Berbahagialah orang yang hidup dalam naungan-Nya, karena tangan Allah yang adil tidak akan menyentuhnya!” (B.H.-I, 130). Tetapi Yesus memperingatkan kita terhadap “devosi kosong” yang berarti kita memiliki gambar dan berdoa, tetapi cara hidup kita jauh dari ajaran Yesus dan jauh dari teladan hidup-Nya : “Melalui gambar itu Aku akan memberi banyak rahmat kepada jiwa-jiwa. Dan gambar itu akan membuat orang ingat akan tuntutan Kerahiman-Ku. Sebab betapa pun kuatnya iman seseorang, tetapi tanpa perbuatan, orang itu tak bisa tertolong” (B.H.-II, 162). Dengan demikian mudah bagi kita untuk memahami jaminan Yesus : “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan!” Dan kita semua mengetahui, bahwa kemurahan hati sama dengan belas kasihan, rahim dan kebaikan hati terhadap sesama. Sejalan dengan ini kita juga harus ingat perkataan St. Yakobus : “Iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong” (Yak. 2:20). Tahun 1933 di Vilnius (Lithuania) dirayakan HUT kematian Yesus yang ke-1900. Saat itu gambar Yesus Kerahiman juga terpampang di situ. Sekarang aku mengerti, bahwa keselamatan dan Kerahiman harus disatukan, seperti yang diminta Tuhan” (B.H. –I, 37). Pentingnya penghormatan terhadap gambar dan hasilnya bisa kita lihat dari permintaan Yesus sendiri yang berulang kali membicarakannya kepada St. Faustina. Tahun 1934 Yesus berkata : “Aku memberi kepada umat manusia sebuah wadah yang harus mereka pakai ketika mereka datang ke sumber Kerahiman. Wadah itu adalah gambar dan tulisan, “Yesus, aku berharap pada-Mu” (B.H.-I, 138). Beberapa bulan sebelum meninggal St. Faustina menulis : “Hari ini aku melihat kemuliaan Tuhan yang mengalir dari gambar ajaib ini. Banyak jiwa mendapat rahmat meskipun hal itu tidak dilaporkan. Memang, perjalanan sejarah gambar itu mengalami jatuh dan bangun, namun Allah tetap mendapat kemuliaan oleh gambar itu. Usaha-usaha orang jahat dan setan terbentur pada gambar itu dan mereka hancur binasa. Meskipun setan yang jahat itu berjuang dengan keras, Kerahiman Allah akan tetap Berjaya atas seluruh dunia dan akan dihormati oleh semua jiwa” (B.H.-VI, 136). Sekarang telah anda ketahui bahwa bagian yang terpenting dalam Devosi Kepada Kerahiman Ilahi adalah gambar dengan tulisan : “Yesus, aku berharap pada-Mu”. Apakah anda sudah memiliki gambar itu? Dan apakah gambar itu anda letakkan di tempat yang terhormat di rumah anda? ….

2. Pesta Kerahiman Ilahi
               
Tuhan Yesus sendiri meminta supaya diadakan pesta peringatan Kerahiman itu. Dalam penampakan-Nya (22.2.1931) kepada St. Faustina, Tuhan Yesus mula-mula berbicara tentang gambar ajaib. Kemudian Ia minta supaya diadakan pesta Kerahiman Ilahi. “Aku mau, supaya ada pesta Kerahiman. Aku mau supaya gambar itu diberkati secara mulia pada hari Minggu pertama sesudah Paska. Hari Minggu itu harus menjadi Pesta Kerahiman” (B.H.-I, 18). Nampaknya Yesus menganggap perihal pesta peringatan itu penting sekali, karena itu diulangi-Nya lagi : “Aku mau, supaya pada hari Minggu pertama sesudah Paska gambar ini dihormati di muka umum. Hari Minggu itu adalah Pesta Kerahiman. Melalui Sabda yang menjelma Aku mau supaya orang mengerti dalamnya Kerahiman-Ku” (B.H.-I, 37). “Pesta itu muncul dari dalam Kerahiman-Ku. Tiap jiwa yang percaya dan berharap pada Kerahiman-Ku akan menerimaNya” (B.H.-I, 175). “Katakanlah kepada jiwa-jiwa, putri-Ku, bahwa Aku memberi kepada mereka Kerahiman-Ku, supaya mereka dapat membela diri di hadapan murka Allah. Aku sendiri akan berjuang menggantikan mereka dan menahan murka yang adil dari Bapa-Ku. Putri-Ku, katakanlah, bahwa pesta Kerahiman-Ku keluar dari dalam rahim-Ku supaya seluruh dunia dihibur” (B.H.-V, 113). “Aku mau, supaya hari Minggu pertama sesudah Paska menjadi Pesta Kerahiman. Mintalah supaya abdiku (P. Mikael Sopocko) pada hari itu mengumumkan ke seluruh dunia tentang Kerahiman-Ku. Siapa yang pada hari itu mendekati sumber kehidupan, ia akan menerima pengampunan atas segala dosanya dan dibebaskan dari hukuman. Umat manusia tak akan menikmati damai sebelum mengarahkan hati dengan penuh harapan kepada Kerahiman-Ku (B.H.-I, 130). “Putriku, katakan kepada dunia tentang Kerahiman-Ku yang tak dimengerti. Aku mau supaya pesta Kerahiman-Ku menjadi tempat pengungsian dan naungan untuk semua jiwa, khususnya para pendosa yang merana. Pada hari itu akan terbukalah isi Kerahiman-Ku dan Aku akan meluapkan seluruh lautan rahmat atas jiwa-jiwa yang mendekati sumber Kerahiman-Ku. Orang yang mengaku dosanya dan menerima Komuni, akan menerima pengampunan atas dosanya dan bebas dari hukuman. Pada hari itu akan terbukalah semua pintu bendungan Ilahi dan akan mengalirkan semua rahmat. Semoga tak ada jiwa yang takut mendekati Aku, meskipun dosanya seperti kain merah yang padam. Kerahiman-Ku begitu besar sehingga sampai kekal tak ada otak manusia maupun malaikat yang dapat menyelaminya. Pesta Kerahiman berasal dari isi Hati-Ku dan Aku ingin supaya pesta itu dirayakan pada hari Minggu pertama sesudah Paska. Umat manusia tak mungkin merasa tenteram sebelum menoleh kepada sumber Kerahiman-Ku” (B.H.-II. 138).
                 
Seperti ketika berbicara tentang gambar ajaib, di tempat yang sama Yesus juga mengawaskan, supaya kita tidak hanya merayakan pesta saja tanpa mengamalkan belas kasihan. Perayaan dengan cara itu bisa menjadi fitnahan bagi Kerahiman-Nya! “Engkau harus mengamalkan Kerahiman selalu dan di mana-mana kepada sesama dan engkau tak dapat menghindar, mencari-cari alasan untuk membenarkan diri dari tuntutan itu. Aku memberi engkau tiga cara untuk melaksanakan perbuatan belas kasihan terhadap sesama: Yang pertama: perbuatan. Yang kedua: perkataan. Yang ketiga: doa. Dalam tiga tingkat itu terdapat kepenuhan Kerahiman dan merupakan bukti cinta kepada-Ku yang tak dapat dibantah. “Benar, hari Minggu pertama sesudah Paska adalah pesta Kerahiman, tetapi harus disertai juga dengan perbuatan belas kasihan. Aku menuntun penghormatan kepada Kerahiman-Ku melalui perayaan pesta itu dan melalui penghormatan pada gambar itu” (B.H.-II, 162). “Dan Yesus minta supaya saya membuat novena sebelum pesta Kerahiman itu dengan maksud: supaya seluruh dunia bertobat dan mengenal Kerahiman Ilahi” (B.H.-III, 16). “Putriku, pada pesta Kerahiman Ilahi engkau harus menjelajah seluruh dunia dan membawa ke sumber Kerahiman-Ku jiwa-jiwa yang lemah dan Aku akan menyembuhkan mereka” (B.H.-I, 99). Mungkin anda akan bertanya mengapa hari Minggu pertama sesudah Paska dipilih untuk pesta itu. Pilihan itu berdasarkan pertimbangan teologis yang dalam sekali, yang menunjukkan hubungan erat di antara rahasia penyelamatan yang dirayakan pada Minggu Besar dan Kerahiman Ilahi. Hubungan itu digarisbawahi dalam novena yang Yesus minta mulai dari hari Jumat Besar. Harus ditambahkan bahwa novena itu bukan hanya pada saat menjelang pesta Kerahiman. Tuhan Yesus sendiri minta supaya novena itu didoakan pada kesempatan dan keperluan lain (B.H.-I, 142+231).

3. Rosario Kerahiman Ilahi (Koronka)

Dalam penampakkan 13-14 September 1935 Tuhan Yesus sendiri mengajar Sr. Faustina bagaimana ia (dan kita semua) harus berdoa “Rosario Kerahiman”. Dalam bahasa Polandia Tuhan Yesus memakai kata “Koronka” yang artinya “mahkota kecil” juga berarti “untaian manik-manik bagus” yang biasanya dihadiahkan kepada orang yang kita kasihi. Kata Yesus : “Doa itu bertujuan untuk memadamkan murka-Ku. Engkau harus mengucapkan doa itu selama 9 hari sambil memakai Rosario biasa dengan cara berikut :

Lebih dahulu berdoalah satu kali “Bapa Kami”, satu kali “Salam Maria”, dan “Aku Percaya”. Sesudah itu pada biji-biji besar (biji “Bapa Kami) berdoalah :
Bapa yang kekal,* kupersembahkan kepada-Mu Tubuh dan Darah,* Jiwa dan Ke-Allah-an Putra-Mu yang terkasih,* Tuhan kami Yesus Kristus,* sebagai pendamaian dosa-dosa kami,* dan dosa seluruh dunia”.

Pada biji-biji kecil (biji “Salam Maria”) berdoalah 10x :
Demi sengsara Yesus yang pedih,*
tunjukkanlah belas kasih-Mu kepada kami,*
dan seluruh dunia.

Dan sebagai penutup berdoalah tiga kali :
Allah yang Kudus,* Kudus dan berkuasa,*
Kudus dan kekal,* Kasihanilah kami
dan seluruh dunia” (B.H.-I, 197).
               
Pada kesempatan yang lain Yesus berkata kepada Sr. Faustina : “Hendaklah tak henti-hentinya engkau berdoa “Rosario Kerahiman” yang telah Kuajarkan kepadamu. Siapa yang mendoakannya akan mendapat Kerahiman yang besar pada jam kematiannya. Para imam akan memberi doa itu kepada para pendosa sebagai tumpuan harapan terakhir. Untuk pendosa yang paling keras hatinya, biarpun hanya sekali berdoa “Rosario Kerahiman” ia akan mendapat rahmat Kerahiman-Ku yang tak terbatas. Aku mau memberi rahmat yang berlimpah kepada jiwa-jiwa yang berharap pada Kerahiman-Ku” (B.H.-II, 129). “Seperti kemuliaan-Ku sendiri Aku akan membela tiap jiwa pada jam kematiannya, kalau ia berdoa “Rosario Kerahiman” atau ada orang lain yang berdoa di dekatnya ketika ia sedang berada dalam sakrat maut, maka ia akan mendapat indulgensi yang sama. Ketika orang berdoa “Rosario Kerahiman” di dekat orang yang sedang mengalami ajalnya, murka Allah dipadamkan dan Kerahiman yang tak terselami merangkul jiwanya. Isi Kerahiman digerakkan oleh sengsara yang dahsyat dari Putra-Ku” (B.H.-II, 204). “Putri-Ku bangkitkanlah semangat jiwa-jiwa untuk berdoa “Rosario Kerahiman” yang engkau dapat dari-Ku. Karena dengan berdoa “Rosario Kerahiman”, mereka akan menerima semua yang mereka minta. Para pendosa yang keras hatinya kalau berdoa “Rosario Kerahiman” akan mendapat ketenangan hati dan pada saat ajalnya meraka akan mengalami kebahagiaan” (B.H.-V, 124). Yesus begitu baik hati dan memberikan kita begitu banyak janji, sampai-sampai para Malaikat pun kagum atas rahasia Kerahiman Ilahi yang tak dapat mereka pahami. Semua yang keluar dari tangan sang Pencipta, terselubung dalam rahasia yang tak dapat dimengerti yaitu dalam rahim “Kerahiman-Nya” (B.H.-V, 131). “Jiwa-jiwa yang akan berdoa “Rosario Kerahiman” akan dirangkul oleh Kerahiman-Ku selama hidupnya terutama pada jam kematiannya” (B.H.-II, 171). Yesus juga minta, supaya “Rosario Kerahiman” didoakan sebagai novena khusus. Tuhan Yesus mengamanatkan kepadaku, supaya “Rosario Kerahiman” didoakan 9 hari sebelum pesta Kerahiman. Harus dimulai pada hari Jumat Besar. Selama novena itu, Aku akan memberi segala rahmat kepada jiwa-jiwa (B.H.-II, 197). “Aku senang dengan hatimu. Dan dengan berdoa “Rosario Kerahiman” engkau mendekatkan umat manusia kepada-Ku” (B.H.-II, 281). ”O, betapa banyak rahmat yang akan Aku berikan kepada jiwa-jiwa yang berdoa “Rosario Kerahiman”. Isi Kerahiman-Ku tergerak melihat mereka yang berdoa “Rosario Kerahiman”. Tulislah perkataan ini, putri-Ku, katakan kepada dunia, Kerahiman-Ku. Semoga umat manusia mengenal Kerahiman-Ku yang tak terselami. Itu tanda untuk akhir zaman dan sesudah itu akan ada pengadilan. Selama masih ada waktu semoga mereka berlari kepada Kerahiman-Ku. Semoga mereka mengambil manfaat dari Darah dan Air yang mengalir untuk mereka” (B.H.-II, 229). Santa Faustina menggunakan “doa ajaib” itu juga untuk keperluan harian. “Malam ini aku menjadi sadar karena angin dan taufan serta kilat yang mengerikan. Aku mulai berdoa, supaya jangan terjadi kerusakan. Tiba-tiba aku mendengar Yesus berkata : “Berdoalah Rosario Kerahiman” yang Aku ajarkan kepadamu dan angin ribut akan berhenti. Segera aku mulai berdoa “Rosario Kerahiman”. Belum sampai selesai doa itu kuucapkan, angin rebut meredah. Dan aku mendengar kata Yesus : “Dengan doa itu engkau memperoleh semuanya yang sejalan dengan kehendak-Ku (B.H.-VI, 93). Pada kesempatan lain aku melihat tanaman merana menantikan hujan. Aku jatuh kasihan pada tanaman itu, lalu aku berniat mau berdoa “Rosario Kerahiman” selama mungkin, sampai Tuhan menurunkan hujan. Sore harinya muncullah awan dan turunlah hujan yang amat lebat. Aku berdoa selama 3 jam tanpa berhenti. Dan Tuhan memberitahukan kepadaku, bahwa melalui doa itu kita bisa mendapat semuanya” (B.H.-III, 35). Nah, semoga anda juga berniat untuk tiap hari berdoa “Rosario Kerahiman” dan anda akan memperoleh semuanya!

4. Jam Kerahiman – Jam 3 sore
  
Dalam penampakan tahun 1937 Yesus minta supaya Sr. Faustina (dan kita semua) menghormati jam kematian-Nya secara khusus. “Aku memperingatkan engkau, putri-Ku, agar setiap kali engkau mendengar bunyi jam yang menunjukkan pukul tiga sore, hendaknya engkau membenamkan dirimu seutuhnya dalam Kerahiman-Ku sambil memuliakan dan memuji-Nya. Kumandangkan kemahakuasaan-Nya bagi seluruh dunia, terutama bagi para pendosa yang malang. Pada saat itu Kerahiman akan terbuka lebar-lebar untuk semua jiwa. Pada jam itu dunia akan memperoleh rahmat: Kerahiman mengalahkan pengadilan! Putri-Ku, usahakanlah berdoa Jalan Salib, cobalah sebentar saja memasuki kapela, lalu hormatlah Hati-Ku yang penuh Kerahiman dalam Sakramen Mahakudus. Kalau juga tak ada kemungkinan masuk kapela, benamkanlah dirimu dalam doa di mana saja engkau berada, biarpun hanya sebentar saja. Aku menuntut supaya semua makhluk memuji Kerahiman-Ku, tetapi lebih dahulu dari engkau, karena Aku telah membuka rahasia-Ku ini kepadamu” (B.H.-V, 145). Pada kesempatan lain Yesus menambahkan lagi: “Putri-Ku, tulislah bahwa semakin besar kekuranganmu, semakin besar pula engkau memiliki hak untuk Kerahiman-Ku. Dan bujuklah semua jiwa untuk berharap pada ngarai yang tak dapat dipahami, yakni Kemurahan-Ku, sebab Aku ingin menyelamatkan mereka semua. Sumber Kerahiman-Ku dibuka lebar-lebar dengan tombak di salib untuk semua jiwa, tanpa terkecuali (B.H.-III, 50). “Pada setiap jam tiga sore hendaknya engkau memohon Kerahiman-Ku khususnya untuk para pendosa. Biarpun hanya sebentar saja, renungkanlah sengsara-Ku, khususnya saat Aku merasa ditinggalkan pada jam ajal-Ku tiba. Itulah saat turunnya Kerahiman yang besar kepada seluruh dunia…. Pada saat itu Aku tak akan menolak permohonan jiwa-jiwa yang meminta melalui sengsara-Ku” (B.H.-IV, 59). Patut diperhatikan, bahwa ada tiga syarat, supaya doa pada jam itu dikabulkan:
1.       Doa itu harus ditujukan kepada Yesus.
2.       Doa itu harus didoakan pada jam tiga sore.
3.       Doa itu harus diucapkan dengan perantaraan hakikat jasa Sengsara Yesus.

Doa Jam Kerahiman (Pukul 15.00)
Ya Yesus, Engkau telah wafat namun sumber kehidupan telah memancar bagi jiwa-jiwa dan terbukalah lautan kerahiman bagi segenap dunia. O Yesus, Sumber Kehidupan Kerahiman Ilahi yang tak terselami, naungilah segenap dunia dan curahkanlah diri-Mu pada kami.

Doa Utama Kepada Kerahiman Ilahi
Darah dan air, yang telah memancar dari Hati Yesus sebagai sumber kerahiman bagi kami.
Engkaulah andalanku!

Allah yang Kudus, Kudus dan berkuasa, Kudus dan kekal,
Kasihanilah kami dan seluruh dunia
(3 kali diucapkan)

Yesus, Raja Kerahiman Ilahi,
Engkaulah andalanku.

Kalau ada tanda diberikan untuk waktu makan, waktu istirahat, jam sekolah dimulai, saat berhenti bekerja, mengapa kita tidak memberi juga tanda pada jam yang paling penting untuk kita, yaitu jam penyelamatan dan Kerahiman?

5. Penyebarluasan Devosi kepada Kerahiman Ilahi
 
Bahwa penyebarluasan devosi ini adalah bagian yang paling penting dari inti devosi kepada Kerahiman Ilahi, dibenarkan oleh Yesus sendiri dengan banyak janji-Nya yang besar:
“Aku berjanji akan menurunkan rahmat yang besar kepadamu dan kepada semua orang yang menyebarluaskan devosi Kerahiman Ilahi. Aku sendiri akan membela mereka pada jam kematian mereka seperti kemuliaan-Ku sendiri. Meskipun dosa-dosa mereka gelap seperti malam, namun orang berdosa yang berpaling kepada Kerahiman-Ku ia memuliakan Aku dengan cara yang istimewa. Dan ia merupakan kehormatan dari sengsara-Ku. Ketika jiwa memuliakan kebaikan-Ku, setan akan gemetar dan akan lari ke neraka yang paling dalam” (B.H.-I, 161). Ketika sedang beradorasi, Yesus berjanji kepadaku: “Jiwa-jiwa yang berlari kepada Kerahiman-Ku dan jiwa-jiwa yang memuliakan dan menyebarluaskan devosi kepada Kerahiman-Ku, pada jam kematian mereka, Aku akan bertindak bagi mereka sesuai dengan Kerahiman-Ku yang tak terbatas. Hati-Ku menderita, karena jiwa-jiwa yang terpilih tidak mengerti betapa besar Kerahiman-Ku sehingga pergaulan mereka dengan Aku penuh keraguan. O, betapa besar penderitaan untuk Hati-Ku karena itu! Kalau kamu tak percaya sabda-sabda-Ku, ingatlah akan penderitaan-Ku dan paling kurang percayalah pada luka-luka-Ku! (B.H.-I, 161). Sebaiknya, kalau di sini anda berhenti membaca dan merenungkan barang sebentar, apakah Yesus tidak sakit hati bila anda kurang berharap pada Kerahiman-Nya? - Dan supaya anda lebih rajin berharap, dengarlah apa yang dijanjikan Yesus, “Putri-Ku, catatlah kata-kata ini: Semua jiwa, yang akan memuliakan Kerahiman-Ku dan menyebarluaskan devosi itu, serta berusaha, supaya jiwa-jiwa yang lain juga berharap pada Kerahiman-Ku, ketahuilah, jiwa-jiwa itu pada jam kematiannya tak akan ketakutan. Kerahiman-Ku akan melindungi mereka pada jam perjuangannya yang terakhir” (B.H.-V, 124). “Putri-Ku, katakanlah kepada dunia tentang Kerahiman-Ku, dan tentang cinta-Ku. Nyala Kerahiman mengobarkan Aku dan Aku ingin meluapkan nyala itu kepada jiwa-jiwa. O, betapa Aku menderita, ketika mereka tidak mau menerimanya. Putri-Ku, lakukanlah apa yang dapat kaulakukan dalam soal menyebarluasan devosi kepada Kerahiman-Ku. Aku akan menambah, apa yang masih kurang padamu. Katakanlah kepada umat manusia yang sakit, supaya merapat pada Hati-Ku yang Maharahim dan Aku akan memenuhinya dengan ketenangan. Putri-Ku, katakanlah, bahwa Aku adalah Cinta dan Kerahiman. Kalau jiwa datang mendekati Aku dengan harapan, Aku akan memenuhinya dengan rahmat berlimpah sampai ia sendiri tak dapat menampungnya dalam hatinya dan akan melimpah pada jiwa-jiwa yang lain. Dan jiwa-jiwa yang menyebarluaskan devosi kepada Kerahiman-Ku, akan Kulindungi seumur hidupnya seperti seorang ibu yang dengan penuh perasaan merangkul anaknya. Dan pada jam kematiannya Aku akan menjadi baginya bukan hakim, melainkan Penyelamat yang Maharahim. Pada jam terakhir itu jiwa-jiwa tak akan mempunyai senjata lain untuk membela diri, kecuali Kerahiman-Ku. Berbahagialah jiwa yang sepanjang hidupnya membenamkan diri dalam sumber Kerahiman-Ku, karena pengadilan tak akan dialaminya. Tulislah: semuanya yang ada, berada dalam isi Kerahiman-Ku lebih dalam daripada anak bayi dalam kandungan ibunya. Ketidakpercayaan pada Kerahiman-Ku akan sangat hebat menyakiti Hati-Ku. Aku paling menderita, oleh sebuah dosa ketidakpercayaan” (B.H.-III, 20-21). “O, seandainya para pendosa mengenal Kerahiman-Ku, pasti mereka tidak akan menghilang terlalu banyak. Katakanlah kepada jiwa-jiwa yang berdosa, supaya jangan takut mendekati Aku. Katakanlah kepada mereka tentang kebesaran Kerahiman-Ku! (B.H.-V, 35). “Tulis dan katakanlah tentang Kerahiman-Ku. Sampaikanlah kepada jiwa-jiwa tempat mereka harus mencari penghiburan. Tak lain tak bukan, di tempat pengakuan. Di sana terjadi mukjizat-mukjizat yang terbesar yang berulang terus-menerus. Supaya mendapat mukjizat itu tak perlu berziarah jauh-jauh atau membuat upacara besar. Cukup saja dengan datang mendekati wakil-Ku dengan iman dan mengakui semua kekurangan, maka mukjizat Kerahiman Ilahi akan terjadi dalam kepenuhan. Seandainya jiwa berada dalam keadaan seperti mayat yang membusuk dan secara manusiawi tak ada harapan untuk bangkit dan nampaknya semuanya sudah terlambat, maka ingatlah bahwa cara Tuhan bukan demikian. Kerahiman Ilahi dapat menghidupkan jiwa itu seutuhya. O, sungguh-sungguh miskin mereka, yang tak mempergunakan mukjizat Kerahiman Ilahi ini! Kemudian kamu akan berteriak-teriak, tetapi sudah terlambat”! (B.H.-V, 60). “Hari ini, tanggal 4.6.1937, pada pesta Hati Kudus Yesus, aku mendengar suara-Nya: “Rasul Kerahiman-Ku, wartakanlah kepada seluruh dunia tentang Kerahiman-Ku yang tak terselami! Jangan melemah semangatmu karena kesulitan yang akan kautemui ketika sedang mewartakan Kerahiman-Ku. Kesulitan yang begitu hebat yang melukai engkau diperlukan untuk pengudusanmu dan sebagai bukti, bahwa itu adalah karya-Ku. Putri-Ku, bersemangatlah dalam menulis tiap kalimat yang Aku katakan kepadamu tantang Kerahiman-Ku, sebab kata-kata-Ku sangat penting untuk banyak jiwa yang akan mempergunakannya” (B.H.-III, 38). “Putri-Ku, Aku minta dengan sangat, supaya semua waktumu yang terluang kaupergunakan untuk menulis tentang kebaikan-Ku dan tentang Kerahiman-Ku. Itulah jabatan dan tugasmu selama hidupmu. Hendaklah engkau memperkenalkan Kerahiman-Ku yang besar kepada jiwa-jiwa dan menyemangati mereka untuk berharap pada dalamnya Kerahiman-Ku” (B.H.-V, 141). Yesus belum puas dengan semangat St. Faustina, karena itu terus-menerus Ia meminta yang sama: “Buatlah apa yang bisa engkau perbuat demi devosi kepada Kerahiman-Ku. Aku ingin, supaya Kerahiman-Ku dihormati. Aku memberi kepada umat manusia pedoman keselamatan terakhir, yaitu pelarian kepada Kerahiman-Ku. Hati-Ku bergembira karena dirayakannya pesta Kerahiman” (B.H.-II, 319). “Dari semua luka-luka-Ku, mengalir Kerahiman-Ku kepada jiwa-jiwa. Luka Hati-Ku adalah sumber kerahiman yang tak terselami. Dari sumber itu mengalirlah rahmat untuk jiwa-jiwa. Api belas kasihan mengobarkan Aku dan Aku mau menuangkannya kepada jiwa-jiwa. Katakanlah kepada seluruh dunia tentang Kerahiman-Ku!” (B.H.-III, 52). “Seberapa banyak kali engkau berbicara pada orang lain tentang Kerahiman-Ku, sekian banyak kali engkau menggembirakan Hati-Ku” (B.H.-I, 83). “Seluruh neraka berjuang melawan engkau, dalam perjuanganmu menyebarluaskan devosi itu. Karena banyak jiwa akan berbalik dari pintu neraka dan akan memuji Kerahiman-Ku. Janganlah engkau takut, sebab Aku selalu besertamu. Dan aku tahu, bahwa engkau tak sanggup berbuat apa-apa dari dirimu sendiri (B.H.-II, 94). Sebab itu Yesus mengirim St. Faustina kepada para imam: “Putri-Ku, katakanlah kepada para imam tentang Kerahiman-Ku yang tak terselami. Sinar Kerahiman menyalakan Aku dan Aku mau menyinari jiwa-jiwa” (B.H.-I, 88). “Jiwa-jiwa tak akan mendapat pengampunan sebelum mereka meminta dengan penuh harapan kepada Kerahiman-Ku. Sebab itu hari Minggu pertama sesudah Paska harus dijadikan Pesta Kerahiman-Ku. Dan pada hari itu para imam harus berkhotbah kepada umat tentang Kerahiman yang besar dan tak terselami. Aku menjadikan engkau pembagi Kerahiman-Ku…. Gambar Kerahiman harus dipajang di Gereja, bukan di klausura biara. Melalui gambar itu jiwa-jiwa akan mendapat banyak rahmat dan karena itu semua orang harus diberi kesempatan untuk berdoa di depan gambar itu” (B.H.-II, 40). “Aku ingin agar para imam berkhotbah tentang Kerahiman-Ku yang besar terhadap jiwa-jiwa yang berdosa. Orang berdosa tak usah takut mendekati Aku!” (B.H.-I, 18). “Katakanlah kepada para imam, bahwa para pendosa yang keras hatinya akan bertobat ketika para imam yang berkhotbah tentang Kerahiman-Ku yang tak terselami dan tentang belas kasihan yang ada dalam Hati-Ku terhadap mereka. Para imam yang akan berbicara dan memuji Kerahiman-Ku akan menerima kekuatan ajaib. Aku akan turun tangan, mengharukan hati para pendengar” (B.H.-V, 115). Dalam usaha menyebarluaskan devosi itu, Bunda Maria juga ikut ambil bagian yang cukup besar. Bunda Maria berkata kepada St. Faustina: “Engkau harus berbicara tentang Kerahiman Ilahi dan mempersiapkan dunia bagi kedatangan Yesus di akhir zaman. Dia akan datang nanti bukan lagi sebagai Penyelamat yang Maharahim, melainkan sebagai Hakim yang Maha Adil. O, betapa dahsyatnya hari itu! Sudah ditentukan hari pengadilan, hari murka Allah. Para Malaikat sekalipun akan gemetar! Berbicaralah kepada semua orang tentang Kerahiman yang besar, selama masih ada waktu Kerahiman” (B.H.-II, 91). Kemudian Yesus berkata lagi: “Sebelum Aku datang sebagai Hakim yang Adil, lebih dulu Aku akan datang sebagai Raja yang Maharahim. Sebelum datang hari pengadilan, akan ada tanda di langit sebagai berikut: segala terang di langit akan lenyap dan akan ada kegelapan yang besar di seluruh bumi. Waktu itu akan nampak tanda salib di langit dan dari bekas-bekas paku akan keluar sinar yang besar, yang untuk sementara akan memberi terang kepada dunia. Tanda ini terjadi sebelum hari terakhir” (B.H.-I, 35). “Untuk menghukum, Aku mempunyai waktu yang abadi. Sekarang Aku masih memperpanjang masa Kerahiman. Tetapi, menyesal sekali, kalau mereka tidak mengenal waktu kedatangan-Ku. Putri-Ku, sekretaris Kerahiman-Ku, engkau tidak saja harus menulis dan mewartakan Kerahiman-Ku, melainkan juga engkau harus berdoa meminta rahmat, agar para pendosa juga memuji Kerahiman-Ku” (B.H.-III, 44). “O, betapa sakitnya Hati-Ku melihat jiwa-jiwa yang masih ragu. Jiwa-jiwa yang demikian mengakui bahwa Aku Kudus dan Adil, tetapi mereka tak percaya bahwa Aku adalah Kerahiman. Mereka tak percaya kebaikan Hati-Ku, setan saja memuji keadilan-Ku, tetapi tak percaya kebaikan Hati-Ku. Hati-Ku bergembira dengan julukan Kerahiman. Sampaikan kepada semua orang, bahwa Kerahiman adalah sifat Allah yang paling besar. Segala karya tangan-Ku dimahkotai dengan Kerahiman” (B.H.-I, 130).
 
Sebagai kata penutup untuk semuanya itu harus ditambahkan, bahwa penyebarluasan devosi kepada Kerahiman Ilahi tidak memerlukan banyak bicara, melainkan yang diperlukan adalah banyak melakukan belas kasihan, hidup sesuai dengan ajaran Yesus yang Maharahim dan berharap tanpa pamrih kepada Kerahiman-Nya. Teladan untuk itu kita dapati dalam diri St. Faustina! Semboyannya: “Tiap hari akan kulakukan paling kurang satu perbuatan belas kasihan (bisa juga lebih), karena perbuatan belas kasih itu mudah sekali dilakukan oleh siapa saja, biarpun orang yang paling miskin sekalipun. Pelaksanaan Kerahiman Ilahi itu terdiri atas tiga cara. Pertama: belas kasihan bisa diwujudkan melalui kata pengampunan atau penghiburan. Kedua: bila tidak mungkin dengan kata-kata, dengan doa juga bisa terlaksana belas kasihan. Ketiga: dengan perbuatan belas kasihan. Di akhir zaman kita akan diadili menurut tindakan belas kasihan, dan kita akan mendapat keputusan kekal sesuai dengan belas kasihan pula” (B.H.-III, 43).

Sumber : Buku Rasul Kerahiman Ilahi (Devosi Kerahiman Ilahi) oleh P. Ceslaus, SVD.